ViewBulan di Atas Bukit (1979) By Iskandar Popo; oil on canvas laid on board; 68 x 65 cm; Signed; Edition. Access more artwork lots and estimated & realized auction prices on MutualArt.
MegawatiSoekarnoputri dijadwalkan berpidato untuk membuka pameran lukisan. Megawati akan Buka Pameran Lukisan Bulan Bung Karno di Yogya | Republika Online REPUBLIKA.ID
Sebuahgaleri lukisan-lukisan para paus dilukiskan di atas cerita-cerita ini. Pohon-pohon yang menari ringan di hadapan langit yang penuh awan dan bukit-bukit berwarna abu-abu kebiruan di kejauhan menggambarkan sebuah Lukisan dinding ini yang dimulai oleh Botticelli pada bulan Juli 1481 adalah lukisan ketiga dalam rangkaian lukisan
Framedan Lukisan Abstrak Rumah Di atas Bukit Ukuran A4 (29,7x21 cm) di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Frame dan Lukisan Abstrak Rumah Di atas Bukit Ukuran A4 (29,7x21 cm) di Nusantara Frame Foto.
.
iStockKastil Di Atas Bukit Ilustrasi Stok - Unduh Gambar Sekarang - Budaya tiongkok, Lukisan - Produk seni, Sejarah kuno - KondisiUnduh ilustrasi vektor Kastil Di Atas Bukit ini sekarang. Dan cari lebih banyak seni vektor bebas royalti yang menampilkan Budaya tiongkok grafik yang tersedia untuk diunduh dengan cepat dan mudah di perpustakaan gm1335372010$ stockGambarFotoIlustrasiVektorVideoKastil di atas bukit ilustrasi stokpemandangan kastil kuno di pantai, sumi-eDeskripsipemandangan kastil kuno di pantai, sumi-eGambar berkualitas tinggi untuk semua proyek Anda$ dengan langganan 1 bulan10 gambar per bulanUkuran terbesar4676 x 3305 px 39,59 x 27,98 cm - 300 dpi - RGBID ilustrasi stok1335372010Tanggal unggahan21 Agustus 2021Kata KunciBudaya tiongkok Ilustrasi,Lukisan - Produk seni Ilustrasi,Sejarah kuno - Kondisi,Air Ilustrasi,Alam Ilustrasi,Awan - Langit Ilustrasi,Batu Ilustrasi,Batu - Fenomena alam Ilustrasi,Benteng - Struktur bangunan Ilustrasi,Bukit Ilustrasi,Gambar - Produk seni Ilustrasi,Garis pantai - Fitur pesisir Ilustrasi,Gelombang Terpecah Ilustrasi,Gunung Ilustrasi,Gunung berapi Ilustrasi,Horizontal - Komposisi Ilustrasi,Ilustrasi - Citra Ilustrasi,Industri Ilustrasi,Lihat semuaPertanyaan umumApa itu lisensi bebas royalti?Lisensi bebas royalti memungkinkan Anda hanya membayar sekali untuk menggunakan gambar dan klip video berhak cipta dalam proyek pribadi dan komersial dalam proyek yang sedang berjalan tanpa memerlukan pembayaran tambahan setiap kali Anda menggunakan konten tersebut. Hal ini menguntungkan semua pihak, dan itulah alasannya semua yang ada di iStock hanya tersedia bebas royalti — termasuk semua Budaya tiongkok gambar dan file bebas royalti apa saja yang tersedia di iStock?Lisensi bebas royalti adalah opsi terbaik bagi siapa pun yang perlu menggunakan gambar stok secara komersial, itulah sebabnya setiap file di iStock — baik foto, ilustrasi, atau klip video — hanya tersedia bebas Anda dapat menggunakan gambar dan klip video bebas royalti?Dari iklan media sosial ke papan iklan, presentasi PowerPoint hingga film panjang, Anda bebas memodifikasi, mengubah ukuran, dan menyesuaikan setiap aset di iStock — termasuk seluruh Budaya tiongkok gambar dan rekaman — untuk proyek Anda. Kecuali foto 'hanya untuk Editorial' yang hanya dapat digunakan dalam proyek editorial dan tidak dimodifikasi, kemungkinan bagi Anda tidak lebih lanjut tentang gambar bebas royalti atau lihat Pertanyaan Umum terkait ilustrasi dan vektor stok.
10 lukisan terkenal dari Indonesia yang tidak hanya terkenal di dalam negeri saja, namun juga dikenal mancanegara. Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya dan mempunyai nilai budaya yang cukup tinggi. Selain itu, para pelukis dari Indonesia juga telah dikenal di mata dunia, sebut saja seperti Abdulah, dan Effendy. Berikut adalah 10 lukisan terkenal dari Indonesia, yang itdak hanya dikenal di Indonesia namun juga mancanegara. 1. Lukisan Badai Pasti BerlaluLukisan ini menggambarkan keinginan manusia untuk mengarungi kehidupan. Dalam lukisan tersebut terdapat gambar perahu dan matahari. Affandi, pelukis lukisan ini memang terkenal akan gaya lukisannya yang abstrak. Lukisan inipun termasuk dalam 10 lukisan terkenal dari Indonesia, yang sangat populer di Indonesia sendiri. 2. Lukisan Nyai Loro KidulPelukis dari Indonesia ini telah dikenal di dunia mancanegara. Banyak lukisan yang dihasilkan oleh pelukis Basuki Abdullah. Tipe lukisan yang dihasilkan adalah potret dan telah dikenal lebih dari 22 negara. Banyak lukisan hasil karyanya yang dikenal baik di Indonesia maupun luar negeri seperti lukisan dalam sinar bulan, Diponegoro memimpin pertempuran, Fajar, Nyai Loro Kidul, dan lukisan potret lainnya yang terkenal. Diantara lukisan tersebut mungkin anda tidak asing dengan lukisan Nyai Loro Kidul. 3. Lukisan Penari di BaliLukisan ini termasuk 10 lukisan terkenal dari Indonesia karya Rustamadji. Beliau adalah maestro pelukis asal Jawa Tengah. Selain melukis, Rustamadji juga membantu dalam pembangunan tugu muda Semarang. Lukisan yang dihasilkan antara lain kakek dan cucu, nenek dan cucu, penari remo dan yang terkenal adalah Penari di Lukisan berburu rusaLukisan ini merupakan hasil karya pelukis Raden Saleh. Raden Saleh adalah pelukis Indonesia yang telah menembus pasar Eropa dan hasil karyanya banyak di pajang di museum di Perancis. Kita patut berbangga hati dengan pelukis asal Indonesia ini. Lukisan ini terjual seharga 5,5 miliar saat lelang di Singapura. 5. Lukisan Hutan Terbakar, Berburu Kerbau di Jawa, dan Penangkapan Pangeran DiponegoroLukisan lain karya Raden Saleh yang terkenal tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri adalah Hutan Terbakar, Berburu Kerbau di Jawa, dan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan tersebut dipajang dalam pameran di Belanda. Lukisan tersebut berhasil menembus museum akbar seperti Rijk museum Belanda dan Louvre museum Perancis. Pantas saja bila lukisan ini termasuk dalam 10 lukisan terkenal dari Lukisan karya SudjojonoLukisan karya pelukis Sudjojono yang dikenal bertemakan kepahlawanan seperti Seko, Ngaso, Pertempuran di Tjikampek, Djakarta. Ia juga dikenal sebagai pelopor pelukis berciri modern pertama di Indonesia. Sudjojono juga bekerja sama dengan pelukis Eropa dalam memamerkan hasil karyanya. 7. Lukisan dua ikan mas dan penari LegongLukisan karya Le Man Foong ini diakui oleh Ir. Soekarno. Pelukis tersebut juga dikenal se-Asia Tenggara dan didaulat pula sebagai pelukis Singapura. 8. Lukisan Bulan di atas bukitLukisan karya Popo Iskandar ini pun juga telah diakui oleh mancanegara. Lukisan yang dibuat tahun 1996 ini banyak digunakan sebagai aplikasi ornamen desain rumah. 9. Lukisan two panthers and red sunsetLukisan bertemakan kucing selalu menjadi ciri pelukis Popo Iskandar. Lukisan ini juga telah dikenal hingga mancanegara dengan gaya lukisan cat yang tebal dan bertekstur. 10. Lukisan landscapeSelain landscape, lukisan lain karya Hendra Gunawan yang bertemakan alam banyak diberi apresiasi oleh banyak seniman. Hendra Gunawan termasuk dalam maestro pelukis Indonesia dengan lukisan yang memiliki karakter khas dan masuk dalam 10 lukisan terkenal dari Indonesia. Review Lukisan Karya Mariska Lubis Mariska Lubis merupakan seniman, dan sekaligus tokoh literasi Nasional, seorang kurator di Indonesia. Mariska memiliki ciri yang khas dalam seluruh lukisannya, yakni visualisasi Wanita yang terlihat dari belakang. Lukisan tersebut juga merupakan visualisasi puisi dari Mariska Lubis sendiri. Saat ini ada sekitar 200 lebih karya lukisannya yang sangat cocok untuk dimiliki oleh para kolektor dan pecinta seni. Beberapa lukisan tersebut telah dibeli oleh salah satu galeri di London, Inggris. Itulah ulasan 10 lukisan terkenal dari Indonesia. Bagi para Seniman, sekarang Anda dapat menjual lukisan Anda melalui NFT. Silahkan pelajari Apa Itu NFT dan semoga bermanfaat.
Senja Itu Angin menggonggong dalam diam Menyergap sebongkah daging di balik jeruji Sedang bias cahaya redup menjadi penentu Menggoda setiap jari mengulas makna Hingga tergambar bulan di atas kanvas Naif dan khilaf kini telah luruh Menghunus abdi di balik gemerlap angka Putih dan hitam kini tak lagi mampu mengurai makna Segalanya telah berakhir tanpa akhir Bunga ini terlalu lemah untuk membuka diri Ketika menyadari dirinya terlalu jauh untuk dikatakan indah Bunga ini terlalu malu untuk menatap matahari yang memberinya cahaya Hingga seekor kumbang menghampirinya dengan sayap yang terluka Memohon untuk bunga ini mekar Akankah bunga ini akan memberi sandaran untuk kumbang ini? Ketika rasa takut itu terus menghantuinya Perasaan yang selama ini memgekangnya Seperti labirin gelap yang tak berujung Ironi dalam penantian yang tak terhubung Yang berkelekaran di pemakaman, hatiku. Aku di sini mengenakan gaun hitam, untuk merayakan pesta perpisahan kita sayang. Kau tak perlu menemaniku di sini Dua cangkir kopi telah terseduh, tanpa pernah kusentuh Aku sudah tidak lagi menunggumu. Aku hanya sedang meracik kembang kamboja Aroma kecewa merebak, menjerat kelu. Kemudian kuteguk dua cangkir itu sekaligus Berisikan kamboja yang telah kuiris-iris seperti kau yang telah mengiris sukmaku. Aku melumat diriku sendiri dengan keresahan mendarah daging Merobek lingkar cahaya, pada matamu yang tergambar jelas di dahiku. Aku meminum darah yang muncrat sebagai tanda kehilangan. Tak ada yang lebih manis dari kedatanganmu Pun tak ada yang lebih pahit daripada kehilanganmu Pesta perpisahan kita, Sayang. Sudah kubuat sedemikian rupa, dengan penghulunya adalah sebuah kematian. Ronta Bumi Untuk Anak Negeri Pada hari ketigapuluhsatu, hujan bergeming pada daun-daun kering Mengatasnamakan jiwa terogoh fatamorgana Diiming-imingi secuil, hati ikut goyah, kerdil. Sumpah pemuda diawetkan pada jidat tiap anak bangsa Dasar anak muda zaman sekarang Melihara itu palawija biar bisa tumbuh dan dimakan rakyat jelata Ini negeri ditinggali para bajingan yang seenak wudelnya memamerkan produk bangsa lain Sudah kembalikah akal kalian? Atau ambah amnesia Ini aku bangsa kalian, Bumi kalian Kalian berpijak diperutku Remaja kekinian boleh nongkrong asal ide terborong. Boleh gaya-gayaan asal bangsa dipikirkan Boleh posting instagram asal nasionalisme tergenggam Boyong prestasi ke luar negeri Biar nona dan tuan disana mengerti hebatnya ibu pertiwi Genggam dan tuntaskan, semesta memberkati. Karya Lintang Kumalasari Aku tahu aku hanya perempuan penikmat kopi Yang senang bercengkrama dengan senja Aku mengerti, aku tak secantik rembulan dan bintangmu Aku bahagia dengan diriku Dan kukira semesta juga merestuiku untuk tetap menjadi aku Yang selalu bisa kau nikmati tiap lekuk garisnya pada langit malam Akan kuusir siang dari persinggahan langit, agar malam kian kekal Dan kau akan terus terdekap Walau hanya sebatas pandang Lamat-lamat kukecup keningmu, Sayang Apakah kau benar sudah pergi? Kau pasti alpa, bahwa aku ingin merebah rasa Tentang mimpi yang kau lilitkan pada matamu Merebah segala yang pantas direbah Tentang segala yang dipertentangkan. Kau membuat sajak yang seperti apa tentang ini Aku sudah terlalu sering menamai ini sebagai penyatuan kekecewaan Menggenggam dua yang sakit Lantas aku sedemikian luput atas nama jarak yang tak pernah padam Semerbak aroma paling menyakitkan Aku benar-benar kehilangan Dan kehilangan yang paling indah, adalah kau tidak merasa kehilanganku. Yang menggenang pada danau mataku. Aku, kau, bercumbu di bawah hujan yang airnya sudah kering sebelum turun. Sesajen dan kertas kosong Bubuhkan sendiri asa-asa yang mengundang tangis Aku telah diperkosa waktu Aku menyerah memilih diam Bercumbu dengan sekitar air, api, tanah, dan udara Menyembuhkan sesak nafas karena luka Disaksikan candi candi bersaksi tentang airmata Aku melihatmu sedang menyobek senyumku bersama mantan kekasihmu Aku mendapatimu diam mematung, melihat satu persatu huruf dari namaku jatuh berceceran Aku memergokimu tertawa terbahak-bahak Kemudian pergi berlalu, dan membiarkan huruf dalam namaku masih berserakan Tanpa pernah kau ambil, kemudian kau susun dengan tertata Tergesa-gesa aku membunuhmu Lalu kutatap kau mati, dengan senyuman Tergeletak di ruang dalam hati Kemudian aku menatap lantai yang beraromakan anyir darahmu Aku merasa telah mendustai rindu Lalu kuputuskan untuk membelikanmu mawar, Sayang. Biar kita nikmati bersama Walau tak pernah bersama dirimu untuk memakan hidangan di kota Sekarang aku lega, Sayang. Kita bisa memakan bunga ini bersama-sama. Kau mengenalkanku pada Pencipta, kali pertama aku bernyawa Melalui salawat dan alunan indah, pedoman dalam hidup selalu kau lantunkan Kutatap dunia, karena kau mempertahankanku Pelita hidup dalam sejarah kehidupanku Oh apakah aku mulai alpa? Kau rengkuh hatiku, tanpa kurengkuh hatimu Kau mendekap tangisku, tanpa kudekap tangismu Bagai malaikat tak bersayap Bubuhkan cinta tanpa harap Ahhh.. Salah besar jika aku tak berani taruhkan nyawaku untukmu Kuucap janji pada semesta Segalanya dariku, bermuara pada hatimu, Ibu. Kurapalkan mantra yang berisikan namamu Memanggil ombak, meliukkan nyiur Menepis angin, mendekap mentari, dalam senja. Menjadikan camar, lambang hati yang lapar Dan dalam undang-undang tentang percintaan, kususun alinea cinta padamu Meriwayatkan sajak-sajak, lahir dalam supremasi hukum cinta yang terarak Menjabarkan pasal-pasal menyakitkan tentang kekecewaan yang teramat dalam Selalu saja, kususun aline cinta padamu. Rikala sepi menyayat hati Mengombang-ambingkan kata, umpama mancala putra dan mancala putri Kau mengoyak hati, mengirimkan beribu kecewa pada jurang batinku Tapi selalu saja rindu menyapa Selalu saja rindu, menjadi alasan untuk tetap mencintaimu Rindu acapkali membungkam otak Dengan rasa entah, kebohongan dipapah Ah, mengapa aku tak membuang wajahmu ke negeri antah berantah Cinta memang selalu disalahkan Demi langit, demi bumi, demi senja. Cinta tak pernah bersalah Kau dan akulah yang patut disalahkan, karena beraninya menyalahkan cinta Seperti halnya embun tak perlu gores warna untuk dicintai pagi Dan inilah retorikaku tentang cinta tak salah Ada salam dari mentari yang baru bangun dari peraduan Ada salam dari embun yang selalu setia menemani pagi Ada salam dari adzan shubuh yang bersetubuh dengan fajar Ada salam dari daun yang memilih bersemedi dengan sepi Ada salam dari temaram pada sejengkal kerinduan Ada salam dari siang pada sebuah penantian Ada salam dari bagaskara pada tiap helai kehampaan Ada salam dari rindu yang kutabur di ladang batinmu Ada salam dari dewi malam pada hati yang tak pernah bersatu Ada salam dari bintang, mengungkap kecewa, terbungkam Ada salam dari kesetiaan pada keesaan Tuhan Ada salam dari kebencian yang terselip dalam hampa malam Ada salam dari semesta untukmu, kekasih. Ah, kuharap kau mau menerima salam-salam ini.
lukisan bulan di atas bukit